Sabtu, 21 Oktober 2017

MAKALAH AQIDAH AKHLAK PERAN AKHLAK DALAM KEHIDUPAN

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam persoalan Akhlak, manusia sebagai makhluk berakhlak berkewajiban menunaikan dan menjaga akhlak yang baik serta menjauhi dan meninggalkan akhlak yang buruk. Akhlak merupakan dimensi nilai dari Syariat Islam. Kualitas keberagaman justru ditentukan oleh nilai akhlak. Jika syariat berbicara tentang syarat rukun, sah atau tidak sah, maka akhlak menekankan pada kualitas dari perbuatan, misalnya beramal dilihat dari keikhlasannya, shalat dilihat dari kekhusu’annya, berjuang dilihat dari kesabarannya, haji dari kemabrurannya, ilmu dilihat dari konsistensinya dengan perbuatan, harta dilihat dari aspek mana dari mana dan untuk apa, jabatan dilihat dari ukuran apa yang telah diberikan, bukan apa yang diterima.
Dengan demikian, dikarenakan akhlak merupakan dimensi nilai dari Syariat Islam, maka Islam sebagai agama yang bisa dilihat dari berbagai dimensi, sebagai keyakinan, sebagai ajaran dan sebagai aturan. Agama Islam sebagai aturan atau sebagai hukum dimaksud untuk mengatur tata kehidupan manusia. Sebagai aturan, agama atau sebagai hukum dimaksud untuk mengatur tata kehidupan manusia. Sebagai aturan, agama berisi perintah dan larangan, ada perintah keras (wajib) dan larangn keras (haram), ada juga perintah anjuran (sunat) dan larangan anjuran (makruh).
Apalagi pada zaman sekarang ini, banyak diantara kita kurang memperhatikan masalah akhlak. Disatu sisi, kita mengutamakan tauhid yang memang merupakan perkara pokok/inti agama ini, berupaya menelaah dan mempelajarinya, namun disisi lain dalam masalah akhlak kurang diperhatikan.
Seharusnya, kita mengerti tauhid sebagai sisi pokok/inti, Islam yang memang seharusnya kita utamakan, namun tidak berarti mengabaikan perkara penyempurnaannya. Dan akhlak mempunyai hubungan yang erat, Tauhid merupakan realisasi akhlak seorang hamba terhadap ALLAH, dan ini merupakan pokok inti akhlak seorang hamba. Seorang yang bertauhid dan baik akhlaknya, berarti ia adalah sebaik-baik manusia. Semakin sempurna tauhid seseorang, maka semakin baik akhlaknya, dan sebaliknya bila seseorang memiliki akhlak yang buruk berarti lemah tauhidnya.

B.     Rumusan Masalah
         1.         Bagaimana Pentingnya akhlak dalam kehidupan?
         2.         Apa Orientasi akhlak dalam kehidupan?
         3.         Apa fungsi akhlak dalam kehidupan?
         4.         Apa problema akhlak dalam kehidupan modern?

C.    Tujuan Penulisan
         1.         Untuk mengetahui pentingnya akhlak dalam kehidupan?
         2.         Untuk mengetahui orientasi akhlak dalam kehidupan?
         3.         Untuk mengetahui fungsi akhlak dalam kehidupan?
         4.         Untuk mengetahui problema akhlak dalam kehidupan modern?






BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pentingnya Akhlak Dalam Kehidupan
Dalam keseluruhan ajaran Islam, Akhlaq menempati kedudukan yang istimewa dan sangat penting. Ajaran akhlaq dalam Islam sesuai dengan fitrah manusia. Manusia akan mendapatkan kebahagiaan yang hakiki, bukan semu bila mengikuti nilai- nilai kebaikan yang diajarkan oleh Al-Qur’an dan sunnah, dua sumber akhlaq dalam Islam. Akhlaq Islam benar- benar memelihara eksistensi manusia sebagai makhluk terhormat, sesuai dengan fitrahnya itu.
Ajaran akhlaq menemukan bentuknya yang sempurna pada agama Islam dengan titik pangkalnya pada Tuhan dan akal manusia. Agama Islam pada intinya mengajak manuusia agar percaya kepada Tuhan dan mengakuinya bahwa Dialah Pencipta, Pemilik, Pemelihara, Pelindung, Pemberi Rahmat, Pengasih dan Penyayang terhadap segala makhlukNya. Segala apa yang ada di dunia ini, dari gejala-gejala yang bermacam-macam dan segala makhluk yang beraneka warna, dari biji dan binatang yang melata di bumi sampai kepada langit yang berlapis semuanya milik Tuhan, dan diatur oleh-Nya.
Selain, itu agama Islam juga mengandung jalan hidup manusia yang paling sempurna dan memuat ajaran yang menuntun umat kepada kebahagiaan dan kesejahtraan. Semua ini terkandung dalam ajaran Al-Qur’an yang diturunkan Allah dan ajaran sunnah yang didatangkan dari Nabi Muhammad SAW.
Beriman kepada Allah dan beribadah kepada-Nya  merupakan hubungan antara manusia dengan Allah. Maka akhlaq pertama kali berkaitan dengan hubungan mu’amalah manusia dengan manusia lain, baik secara perseorangan ataupun secara perkelompok. Tetapi perlu diingat bahwa akhlaq tidak terbatas pada hubungan manusia dengan manusia lain, tetapi lebih dari itu, juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang terdapat dalam wujud dan kehidupan ini, maka lebih dari itu mengatur hubungan antara manusia dengan Allah.
Untuk mengetahui kedudukan akhlaq dalam Islam, maka perlu diuraikan bahwa ada tiga macam sendi Islam, yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya sehingga kualitas seorang muslim selalu dapat diukur dengan pelaksanaannya terhadap ketiga macam sendi tersebut, yang mencakup:
a.       Masalah Aqidah; yang meliputi keenam macam rukun Iman, dengan kewajiban beriman kepada Allah, Malaikat-MalaikatNya, hari akhiratNya dan Qadar baik dan buruk yang telah ditentukanNya.
b.      Masalah syari’ah yang meliputi pengabdian hamba terhadap TuhanNya,yang dapat dilihat pada rukun Islam yang lima. Dan mua’amalah juga termasuk masalah syari’ah.
c.       Masalah Ihsan; yang meliputi hubungan baik terhadap seluruh Allah SWT terhadap sesama manusia serta terhadap seluruh makhluk di dunia ini.
Dari sinilah kita mengetahui kedudukan akhlaq dalam Islam, yang merupakan sendi yang ketiga dengan fungsi yang selalu mewarnai sikap dan perilaku manusia dalam memanifestasikan keimanannya, ibadahnya serta mu’amalahnya terhadap sesama manusia.
Akhlaq sebagai salah satu ajaran inti dalam Islam mendapat perhatian sangat besar. Akhlaq merupakan sisi yang mempengaruhi penilaian seorang di mata Allah. Masyarakat Islam tidak boleh rusak tatanannya, sebagaimana halnya umat-umat terdahulu, maka Rasulullah SAW diutus untuk menyempurnakan akhlaq mulia,  sebagai suatu ajaran dalam Islam yang bermaksud untuk memperbaiki kepribadian manusia. Akhlaq mulia selalu melengkapi sendi keimanan untuk menuju kepada kesempurnaan kepribadian manusia.[1]
Akhaq mempunyai kedudukan yang paling penting dan istimewa dalam agama Islam. Hal ini dapat dilihat dari penjelasan berikut ini:
a.       Rasulullah SAW menempatkan penyempurnaan akhlaq yang mulia sebagai misi pokok risalah Islam.
b.      Akhlaq merupakan salah satu ajaran pokok agama Islam.
c.       Akhlaq yang baik akan memberatkan timbangan kebaikan seseorang nanti pada hari kiamat.
d.      Rasulullah SAW menjadikan baik burukny akhlaq seseorang sebagai ukuran kualitas imannya.
e.       Islam menjadikan akhlaq yang baik sebagai bukti dan buah dari ibadah kepada Allah SWT.
f.       Nabi Muhammad SAW selalu berdo’a agar Allah SWT membaikkan Akhlaq beliau.
g.      Di dalam Al-Qur’an banyak terdapat ayat-ayat yang berhubungan dengan akhlaq.[2]
Perhatian ajaran Islam terhadap pembinaan akhlaq ini lebih lanjut dapat dilihat dari kandungan Al-Qur’an yang banyak sekali berkaitan dengan perintah untuk melakukan kebaikan, berbuat adil, menyuruh berbuat baik dan mencegah melakukan kejahatan dan kemungkaran. Perintah tersebut sasarannya antara lain agar yang melakukannya memiliki akhlaq yang mulia.
Selanjutnya perhatian Islam terhadap pembinaan akhlaq dapat pula dijumpai dari perhatian Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana terlihat dalam ucapan dan perbuatannya yang mengandung akhlaq. Di dalam haditsnya misalnya ditemukan pernyataan bahwa beliau diutus ke muka bumi ini untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia. Orang yang paling berat timbangan amal baiknya di akhirat adalah orang yang paling mulia akhlaqnya. Orang yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik  akhlaqnya.[3]
Umat Islam yang dipersiapkan untuk benar-benar menjadi”ummatan wasathan”, harus dilengkapi dengan tuntunan itu berupa ajaran akhlaq mulia, yang diharapkan untuk mewarnai segala aspek kehidupan manusia. Karena itu, sesungguhnya ilmu komunikasi yang paling hebat adalah ilmu yang didasarkan atas “Al-Akhlaqul Karimah”, yang menjadi pegangan bagi umat Islam.[4]
Akhlaq dalam Islam ialah mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat bagi individu dan kebaikan bagi masyarakat. Orang Islam dengan petunjuk agamanya , mengikat akhlaq dengan agama dengan ikatan yang kukuh. Ia memandang akhlaq sebagai bagian yang tidak dapat terpisah dari agama. Akhlaq yang baik yang menggambarkan kebaikan dalam tingkah laku dan mu’amalah, sehingga ia menjadi sumber pokok bagi tingkah laku yang utama dan akhlaq yang mulia dalam Islam.

B.     Orientasi Akhlak Dalam Kehidupan
Sebagai makhluk sosial manusia yang dalam kehidupan kesehariannya selalu berinteraksi dengan sesamanya sudah barang tentu membutuhkan sebuah tatacara atau cara berkomunikasi dengan baik supaya hubungan yang terjalin menjadi hubungan yang harmonis, tidak merugikan orang lain dan diri sendiri dan inilah tujuan dari keberadaan akhlaq.
Seperti sempat disinggung diatas, bahwa manusia merupakan makhluk terbaik ciptaan Allah SWT—terdapat dalam surah At-Tin, tentunya ia memiliki ciri khas tertentu yang kemudian akan membedakannya dengan makhluk lain yang Allah ciptakan. Manusia sangat khas dengan akal yang dimilikinya—sampai rosulullah pernah bersabda”sesungguhya seluruh kebaikan itu dapat dikenali dengan akal”, karena kemudian akal ini akan digunakan oleh manusia sebagai alat timbangan/ penimbang untuk melakukan sebuah perbuatan. Tujuan inti dari akhlak adalah untuk membentuk kehidupan yang harmonis antar sesama manusia.[5]

C.    Fungsi Akhlak Dalam Kehidupan
Fungsi akhlak dalam Islam diantaranya adalah:
         1.         Membentuk manusia yang bertaqwa kepada Allah Swt. seperti yang telah ditegaskan oleh Allah bahwa manusia diciptakan di dunia hanyalah untuk menyembah kepada-Nya dan menjalankan peraturan-peraturan-Nya.
         2.         Membentuk manusia yang suka tolong menolong. Manusia dalam hidupnya tidak sendirian, akan tetapi hidup bersama-sama(bermasyarakat), dalam kehidupan itu manusia supaya suka tolong menolongkepada sesamanya.
         3.         Membentuk manusia yang jujur, adil dan berani. Akhlak Islam menganjurkan kepada setiap manusia yang merasa dirinya Islamuntuk berbuat kejujuran dan memiliki keberanian serta melaksanakan keadilan dalam anti di segala bidang. Jadi dalam melaksanakan tiga sikap tersebut,tidak boleh dipandang bulu dengan semboyan berani karena benar.
         4.         Membentuk manusia yang saling hormat-menghormati
Akhlak Islam menganjurkan kepada setiap manusia dalam pergaulan sehari-hari saling hormat-menghormati. Sehingga tidak akan terjadi olok-olokan dan mencela antara satudengan yang lain. Dengan demikian adanya pendidikan aqidah akhlak yang baik akan terbentuklah manusia yang memiliki hormat kepada sesamanya, karena pendidikan aqidah akhlak mendidik dan mengarahkan kepada keabadian dan kebenaran.
         5.         Membentuk manusia yang tabah dan percaya pada diri sendiri
Manusia dalam hidupnya pasti mempunyai tujuan dan cita-cita untukmencapainyabanyak rintangan dan halangan yang menjadi ujian bagi dirinya. Untuk itu akhlak Islam  mengajarkan kepada manusia supaya dalam menempuh jalan hidupnya memiliki bekal ketaqwaan, kesabaran dan kepercayaan pada din sendiri dan menjauhkan diri sendiri dan menjauhkan diri pada rasa putus asa.
         6.         Membentuk manusia yang sopan santun
Pendidikan Akhlak memberikan didikan kepada manusia untuk  Selalu membiasakan menjalankan perbuatan-perbuatan yang balk, bertingkah laku yang sopan, berkata yang baik, dan lemah lembut terhadap siapa saja.[6]


D.    Problema Akhlak Dalam Kehidupan Modern
         1.         Problematika Masyarakat Modern
Kehidupan masyarakat modern identik dengan mendewakan ilmu pengetahuan dan teknologi, mengesampingkan pemahaman agama. Mereka beranggapan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi akan mampu meningkatkan taraf kehidupan. Padahal tidak selamanya seperti yang diharapkan karena kemajuan di bidang teknologi yang berkembang pada masyarakat modern akan memberikan dua dampak bagi kehidupan manusia, yaitu dapat memberikan dampak positif dan, pada sisi lain, juga dapat menimbulkan dampak negatif.
Dampak positifnya tentu saja akan meningkatkan keragaman budaya yang tersedia melalui penyediaan informasi yang menyeluruh sehingga memberikan kesempatan untuk mengembangkan kecakapan kecakapan baru dan dapat memberikan pengetahuan yang bermanfaat untuk meningkatkan taraf masyarakat.
Adapun dampak negatif dari kemajuan teknologi pada masyarakat modern,[7]ialah :
a.       Desintegrasi Ilmu Pengetahuan.
Kehidupan modern ditandai dengan adanya spesialisasi di bidang ilmu pengetahuan.Masing-masing ilmu pengetahuan memiliki caranya sendiri dalam memecahkan masalah yang dihadapi.Keadaan berbagai ilmu pengetahuan yang saling bertolak belakang antara satu disiplin ilmu atau filsafat dan lainnya terdapat kerenggangan, bahkan tidak tahu-menahu.Hal ini merupakan pangkal terjadinya kekeringan spiritual.Maka,manusia modern semakin berada pada garis tepi ,sehingga tidak lagi memiliki etika dan estetika yang mengacu pada sumber ilahi.
b.      Kepribadian yang Terpecah.
Karena kehidupan manusia modern dipolakan oleh ilmu pengetahuan yang coraknya kering nilai-nilai spiritual,maka manusia menjadi pribadi yang terpecah.Kehidupan manusia modern diatur menurut rumus ilmu eksak dan kering.Akibatnya,hilang proses kekayaan rohaniyah karena dibiarkannya perluasan ilmu-ilmu positif dan ilmu social.
Jika proses keilmuan yang berkembang itu tidak berada dibawah kendali agama,maka proses kehancuran pribadi manusia akan terus berjalan.
Dengan berlangsungnya proses tersebut,semua kekuatan yang lebih tinggi untuk mempertinggi derajat kehidupan manusia menjadi hilang ,sehingga bukan hanya kehidupan kita yang mengalami kemorosotan,tetapi juga kecerdasan dan moral.
c.       Penyalahgunaan Iptek
Sebagai akibat dari terlepasnya ilmu pengetahuan dan teknologi dari ikatan spiritual,maka iptek telah disalahgunakan dengan segala implikasi negatifnya.Kemampuan di bidang rekayasa genetika diarahkan untuk tujuan jual-beli manusia.Kecanggihan di bidang teknologi komunikasi dan lainnya telah digunakan untuk menggalang kekuatan yang menghancurkan moral umat.
d.      Pendangkalan Iman.
Sebagai akibat lain dari pola pikiran keilmuan,khususnya ilmu-ilmu yang hanya mengetahui fakta-fakta yang bersifat empiris menyebabkan manusia dangkal imannya.Mereka tidak tersentuh oleh informasi yang diberikan oleh wahyu,bahkan informasi yang dibawa oleh wahyu itu menjadi bahan tertawaan dan dianggap sebagai tidak ilmiah dan kampungan.
e.       Pola Hubungan Materialistik.
Pola hubungan satu dan lainnya ditentukan oleh seberapa jauh antara satu dan lainnya dapat memberikan keuntungan yang bersifat material.Demikian pula penghormatan yang diberikan seseorang atas orang lain banyak diukur oleh sejauh mana orang tersebut dapat memberikan manfaat secara material.Akibatnya,menempatkan pertimbangan material di atas pertimbangan akal sehat,hati nurani,kemanusiaan dan imannya.
f.       Menghalalkan Segala Cara.
Sebagai akibat lebih jauh dari dangkalnya iman dan pola hidup materialistik[8],maka manusia dengan mudah dapat menggunakan prinsip menghalalkan segala cara dalam mencapai suatu tujuan.Jika hal ini terjadi maka terjadilah kerusakan akhlak dalam segala bidang,baik ekonomi,sosial,politik,dan lain sebagainya.
g.      Stres dan Frustasi.
Kehidupan modern yang demikian kompetitif[9] menyebabkan manusia harus menyerahkan seluruh pikiran, tenaga dan kemampuannya. Mereka akan terus bekerja dan bekerja tanpa mengenal batas dan kepuasan.Apalagi jika usaha dan proyeknya gagal,maka dengan mudah kehilangan pegangan,karena memang tidak lagi memiliki pegangan yang kokoh berasal dari Tuhan.Akibatnya jika terkena problem yang tidak dapat dipecahkan maka akan stress dan frustasi yang jika hal ini terus-menerus berlanjut akan membuat manusia tersebut menjadi gila.
h.      Kehilangan Harga Diri dan Masa Depan.
Terdapat sejumlah orang yang terjerumus atau salah memilih jalan kehidupan.Masa mudanya dihabiskan untuk menuruti hawa nafsunya.Namunpada saat sudah tua renta,fisiknya sudah tidak berdaya,tenaganya sudah tidak mendukung,dan berbagai kegiatan sudah tidak bisa dilakukan .Fasilitas dan kemewahan hidup sudah tidak berguna lagi,karena fisik dan mentalnya sudah tidak memerlukan lagi.Manusia yang seperti ini merasa kehilangan harga diri dan masa depannya.
Selain problematika dalam aspek pengembangan intelektual khususnya pengmbangan ilmu pengetahuan dan taknologi, dalam masyarakat modern mengalami berbagai problem dalam aspek lainnya, seperti dalam aspek politik, apek pluralisme agama, apek spiritual, dan aspek etika. Dalam aspek politik, banyak terjadi perabutan kekuasaan, politik menghalalkan segala cara dan politik kampu menghilangkan menjadikan manusia lipa akan kehidupan akhirat. Selain itu aspek pluralitas agama, masyarakat seringkali mencampuru urusan keercayaan agama lain, saling menganggap agam yang diikuti adalah benar dan yang lainnya adalah salah. Hal ini menimbulkan perpecahan antar umat beragama. Padahal, pluralitas agama dalam masyarakat modern adalah sesuatu yang wajar, yang sudah menjadi sunnatullah.
Tidak bisa di pungkiri adanya pluralitas dalam kehidupan harus disikapi dengan toleran, jujur, terbuka, bijaksana dan adil. Berkaitan dengan pluralitas agama, konsep tasawuf memandang bahwa inti ajaran semua agama adalah sama yaitu penyerahan diri kepada Tuhan pencipta alam seisinya. Sebagaimana dalam ajaran tasawuf dikenal dengan konsep wihdat al-adyan[10]. Konsep ini memandang bahwa sumber agama adalah satu, hanya berbeda bungkus luarnya saja.
Dalam aspek spiritual, masyarakat modern senantiasa terbuai dalam situasi keglamoran, mendewakan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menjadikan mereka meninggalkan pemahamn agama, hidup dalam sikap sekuler yang menghapus visi keilahian. Hilangnya visi dan keilahian tersebut  mengakibatkan kehampaan spiritual dan mengakibatkan manusia jauh dengan Sang Maha Pencipta, meninggalkan ajaran-ajaran yang dimuat dalam dogma agama.    Akibat dari itu, maka dalam kehidupan masyarakat modern sering dijumpai banyak orang yang merasa gelisah, tidak percaya diri, strees dan tidak memiliki pegangan hidup. Kegelisahan hidup mereka sering disebabkan karena takut kehilangan apa yang dimiliki. Rasa khawatir terhadap masa depan yang tidak dapat dicapai sesuai dengan harapan,daya saing yang tinggi dalam memenuhi kebutuhan hidup, dan akibat banyak pelanggaran dosa yang dilakukan.
Dalam aspek etika, masyarakat moderen mengalami krisis moral yang berkepanjangan. Masyarakat modern seringkali menampilkan sifat-sifat yang kurang dan tidak terpuji dan menyimpang dengan norma-norma yang berlaku, baik norma agama, adat istiadat dan hukum. Bentuk penyimpangan moral tersebut seperti, menurunnya kualitas moral bangsa yang dicirikan dengan membudayanya praktek KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme), berbagai konflik yang merajalela (antar etnis, agama, politik, ormas dan lain-lain), meningkatnya kriminalitas diperbagai kalangan, serta menurunnya etos kerja di berbagai instansi-instansi pemerintahan, merosotnya nilai-nilai keadilan, spiritual, kemanusiaan dan masih banyak lagi.
Di dalam beberapa dasawarsa terakhir yang dirasakan penuh dengan krisis, kiranya tujuan dakwahlah islamiyah ini makin penting dan perlu mendapatkan sorotan khusus dunia dakwah. Para kritisi barat mengemukakan sekurang-urangnya sekarang ini di dunia pasca-modern mengalami lima krisis:[11]
a.       Krisis identitas, dimana manusia sudah kehilangan kepribadiannya dan bentuk dirinya. Dalam hal ini, akan mudah mencari jawabannya dalam dakwah Islamiyah.
b.      Krisis legalitas, dimana manusia sudah mulai kehilangan penentuan peraturan untuk diri dan masyarakat. Dakwah islamiyah penuh dengan ajaran tentang tuntunan hidup itu.
c.       Krisis penetrasi dimana manusia telah banyak kehilangan pengaruh yang baik untuk diri dan masyarakatnya, penuh dengan polusi fisik maupun mental. Dakwah Islamiyah datang untuk menjernihkan pikiran manusia dan filter terhadap tingkah lakunya, melalui persiapan mental yang etis dan bertanggung jawab.
d.      Krisis partisipasi, dimana manusia telah kehilangan kerjasama, terlalu individualistis. Dakwah Islamiyah memberikan obat yang manjur.
e.       Krisis distribusi, dimana manusia dihantui oleh tidak adanya keadilan dan pemerataan income masyarakat. Dakwah Islamiyah mengajarkan keadilan secara utuh.
Terhadap semua krisis yang dialami manusia sekarang ini, sudah tentu Dakwah Isalamiyah akan mengatasinya. Islam adalah agama yangrohmatan lil’alamin. Manusia yang makin materialis pandangan hidupnya perlu dijinakkan untuk mengenal dirinya dan menghamba kepada Tuhannya agar tidak merusak alam lingkungannya.
Dari berbagai macam krisis moral di indonesia, korupsi menempati peringkat pertama. Sebagaimana hasil survei PERC (Political and Economic Risk Consultacy) yang berkedudukan di hongkong pada tahun 2002 dan 2006 menjelaskan bahwa peringkat indonesia dalam skor korupsi adalah tertinggi di Asia  dengan nilai skor 8,16 (dari total skor 10).
Fenomena diatas merupakan sekilas gambaran umum problematika yang terjadi dalam kehidupan masyarakat maju dan modern yang terlihat cenderung obsesi keduniannya lebih mendominasi daripada spiritual dan ukhrawinya. Dengan demikian, manusia mengalami degradasi moral yang dapat menjatuhkan harkat dan martabatnya. Masyarakat kehilangan identitas diri, mereka merasa bingung karena proses modernisasi yang disalahgunakan dapat menimbulkan ketidakberesan di segala bidang aspek kehidupan manusia, seperti aspek hukum, moral, norma, etika dan tata kehidupan lainnya.

         2.         Dampak dan Peran Akhlak Tasawuf Bagi Masyarakat Modern
Melihat gejala manusia modern yang penuh dengan problematika dan mengakibatkan kehampaan spiritual, maka saatnya untuk mencari sebuah solusi untuk melakukan perbaikan dalam segala aspek kehidupan masyarakat dan di sinilah akhlak tasawuf memiliki peran yang amat penting. Tasawuf berperan melepaskan kesengsaraan dan kehampaan spiritual untuk memperoleh keteguhan dalam mencari Tuhan. Karena inti ajaran tasawuf adalah bertujuan untuk memperoleh hubungan langsung dan disadari dengan Tuhan, sehingga seseorang merasa di hadirat-Nya dan terlepas dari kegundahan, kesedihan, dan kegalauan. Adapun ajaran tasawuf yang paling mendasar yang dapat dijadikan sebuah solusi dalam mengatasi problematika kehidupan masyarakat modrn yaitu dengan mengadakan instropeksi diri atau dalam bahasa tasawuf dikenal dengan muhasabah terhadap diri sendiri.
Upaya tersebut akan melahirkan ketahanan diri serta terhindar dri kemungkinan pelencengan kepribadian. Hasil dari sikap ini adalah sikap rendah hati, tidak arogan.
Dalam pandangan tasawuf, penyelesaian dan perbaikan di atas tidak dapat tercapai secara optimal jika hanya berorientasi untuk mencari kehidupan lahir, karena kehidupan lahir hanya merupakan gambaran atau akibat dari kehidupan manusia yang digerakkan oleh tiga kekuatan pokok yang ada pada diri manusia, yaitu : akal, syahwat, dan nafsu amarah. Oleh sebab itu, untuk dapat menghasilkan secara optimal dalam membenahi keadaan masyarakat modern, tasawuf mempunyai potensi untuk menawarkan kbebasan spiritual, dapat memberikan jawaban-jawaban terhadap kebutuhan spiritual, mempersenjatai diri manusia dengan nilai nilai rohaniah yang akan membentengi diri saat menghadapi problem kehidupan yang serba materialistik dan berusaha merealisasikan keseimbangan jiwa ssehingga timbul kemampuan menghadapi problem-problem yang ada, mengajak mnusia mengenal dirinya sendiri dan akhirnya tasawuf mengajak mengnal Tuhannya melelui ajaran ajarannya yang mampu memberikan solusi bagi manusia untuk menghadapi krisis krisis dunia.
Ajaran ajaran tersebut perlu dijadikan landasan dalam seluruh aspek kehidupan seperti ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi, sosial, politik, kebudayaan, dan lain sebagainya. Usaha perbaikan tersebut dapat ditempuh melalui tiga tahapan yang terkandung dalam ajaran tasawuf, yaitu takhalli, tahalli, dan tajalli yang diyakini mampu memberikan solusi untuk memprbaiki kondisi masyarakat modern yang sedang mengalami kerusakan moral dan kehampaan nilai nilai spiritual disebabkan karena meninggalkan ajaran agama.
Pertama, takhalli. Tahapan ini adalah langkah awal yang harus ditempuh oleh seorang hamba dalam rangka mengosongkan diri dari sikap ketergantungan terhadap kelezatan hidup dunia. Hal ini dicapai dengan jalan menjauhkan diri dari kemaksiatan dalam segala bentuknya dan berusaha melenyapkan dorongan hawa nafsu. Langkah awal ini merupakan tahapan seorang hamba menuju pda kesempurnaan kepribadian yang dilengkapi sikap terbuka. Maksudnya, seorang hamba yang bersangkutan menyadari betapa burukny sifat sifat yang ada pada dirinya, menyadari bahwa masih banyak kepribadian dan sikap yang harus diperbaiki.
Kedua, tahalli, yakni tahapan pengisian jiwa yang telah dikosongkan pada tahapan pertama, menghiasu diri dengan jalan membiasakan diri untuk bersikap terpuji, brusaha dalam setiap nafas, gerak dan langkahnya berjalan sesuai dengan syariat yang diajarkan agama. Dalam tahapan ini, seorang hamba berusaha melewati maqam maqam yang mapu mengantarkan pada tahapan ketiga, yaitu tahapan terbukanya nur gaib (nur ilahi) dalam hati seorang hamba.
Ketiga adalah tajalli. Dalam tahapan ini seorang hamba berada dalam keadaan tma’ninah, mampu membedakan antara bathil dengan haqq dan mencapai tahapan tertinggi dalam pencapaian ma’rifatullah.
Maqamat yang dilalui oleh seorang hamba dalam rangka menuju tajalli juga mampu memberikan sebuah solusi dalam mengatasi problematika masyarakat modern. Seperti halnya, bahwa sifat materialistik dan hedonistik yang mewarnai kehidupan moern dapat diahapus dengan menerapkan konsep zuhud yang terkandung dalam ajaran tasawuf. Konsep zuhud mengajarkan manusia untuk tidak terbuai dengan kesenangan dunia, tidak menuruti amarh, hawa nafsu, dan kesenangan belaka, sehingga meninggalkan dari mengingat Allah yang mengakibatkan manusia terjerumus ke jurang kenistaan. Sikap frustasi yang dihilangkan dengan konsep sabar, tawakal, dan ridha. Demikian juga ajaran Uzlah, yaitu usaha mngasingkan diri dari terperangkap tipu daya keduniaan, dapat pula digunakan untuk membekali kehidupan manusia moderngar tidak menjadi budak yang tertangkap dalam kesengngan dunia belaka, tidak tahu lagi mana yang haqq(benar dan baik)dan yang bathil(keliru,sesat,salah). Konsep ini berusaha membesaskan manusia dari pernhkap perangkap kehidupan yang memprbudaknya. Bukan berarti konsep ini mengajarkan manusia untuk ber-Uzlah dan ber-tapabrata dalam masjid atau goa. Akan tetapi, konsep ini mengajarkan pada kita untuk tatap berkiprah dalam masyarakat dan aktif serta tetap beraktifitas di berbagai aspek kehidupan sesuai dengan nilai nilai ketuhanan dan bukan sebaliknya, larut dalam pengaruh keduniaan dan kemewahan.
Beberapa ajaran tasawuf tampaknya dapat memberikan sumbangan positif yang dapat diamalkan dalam kehidupan masyarakat modern dan dapt digunakan sebagai solusi masyarakat, sebagai benteng spiritual dalam menghadapi berbagai problematikan modern. Untuk itu, dalam mengatasi problematika masyarakat modern, tasawuf harus dijadikan alternatif terpenting. Ajaran tasawuf perlu di aplikasikan dalam seluruh aspek kehidupan manusia modern, aspek ekonomi, sosisl, politik, kebudayaan, dan lain sebagainya. Dengan menerapkan ajaran tasawuf secara proporsional dan menerapkan prinsip prinsip moral Islam, maka akan terwujud kapribadian manusia utama yang mampu menjadi warga masyarakat dan bangsa yang baik dan bermanfaat.[12]




BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
         1.         Akhlaq mempunyai kedudukan yang paling penting dan istimewa dalam agama Islam. Hal ini dapat dilihat dari penjelasan berikut ini:
ü  Rasulullah Saw. menempatkan penyempurnaan akhlaq yang mulia sebagai misi pokok risalah Islam.
ü   Akhlaq merupakan salah satu ajaran pokok agama Islam.
ü  Akhlaq yang baik akan memberatkan timbangan kebaikan seseorang nanti pada hari kiamat.
ü  Rasulullah Saw. menjadikan baik buruknya akhlaq seseorang sebagai ukuran kualitas imannya.
ü  Islam menjadikan akhlaq yang baik sebagai bukti dan buah dari ibadah kepada Allah Swt.
ü  Nabi Muhammad SAW selalu berdo’a agar Allah Swt. membaikkan Akhlaq beliau.
ü  Di dalam Al-Qur’an banyak terdapat ayat-ayat yang berhubungan dengan akhlaq.
         2.         Tujuan inti dari akhlak adalah untuk membentuk kehidupan yang harmonis antar sesama manusia.
         3.         Fungsi Akhlak diantaranya :
ü  Membentuk manusia yang bertaqwa kepada Allah Swt. 
ü  Membentuk manusia yang suka tolong menolong. 
ü  Membentuk manusia yang jujur, adil dan berani.
ü  Membentuk manusia yang saling hormat-menghormat
ü  Membentuk manusia yang tabah dan percaya pada diri sendiri
ü  Membentuk manusia yang sopan santun
         4.         Kehidupan masyarakat modern identik dengan mendewakan ilmu pengtahuan dan teknologi, mengesampingkan pemahaman agama. Mereka beranggapan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi akan mampu meningkatkan taraf kehidupan. Padahal tidak selamanya seperti yang diharapkan karena kemajuan di bidang teknologi yang berkembang pada masyarakat modern akan memberikan dua dampak bagi kehidupan manusia, yaitu dapat memberikan dampak positif dan, pada sisi lain, juga dapat menimbulkan dampak negatif.
         5.         Melihat gejala manusia modern yang penuh dengan problematika dan mengakibatkan kehampaan spiritual, maka saatnya untuk mencari sebuah solusi untuk melakukan perbaikan dalam segala aspek kehidupan masyarakat dan di sinilah akhlak tasawuf memiliki peran yang amat penting. Tasawuf berperan melepaskan kesengsaraan dan kehampaan spiritual untuk memperoleh keteguhan dalam mencari Tuhan

B.     Kritik dan Saran
Penulis menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna, masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangannya, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari dosen dan rekan-rekan guna perbaikan makalah ini kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Mahjuddin. Kuliah Akhlaq Tasawuf, Jakarta: Kalam Mulia, 1991.
Nata, Abuddin. 2006. Akhlak Tasawuf. Jakarta : Rajawali Press
Ilyas, Yunahar. Kuliah Akhlaq, Yogyakarta: LPPI, 2007.
Sholikhin, Muhammad. 2010.  Menyatu Diri dengan Ilahi.Yogyakarta : Narasi.
Suhardi, Imam dkk .2003. Pilar Islam bagi Pluralisme Modern.Jakarta : Tiga Serangkai
Yusuf, Asrof M.2002. Kaya karena Allah. Jakarta : Kawan Pustaka
Moeljono, Djokosasonto.2000.Lead! Keunggulan Kompetitif. Jakarta: Erlangga
Taufik Rahmatullah, 2013. Defenisi, Tujuan dan Dasar Akhlak. diakses melalui : https://taufikrahmatullah.wordpress.com/2013/05/13/definisi-tujuan-dan-dasar-dasar-akhlak/ pada tanggal 30 September 2017 Pukul 15.00 WIB.
Admin. 2014. Fungsi Pendidikan Aqidah Akhlak. diakses melalui http://www.perkuliahan.com/fungsi-pendidikan-aqidah-akhlak/#ixzz2uIqQUju1 pada tanggal 30 Sept 2017 pukul 15.45 WIB
Admin. 2015. Problema Akhlak dalam Kehidupan. diakses melalui : https://annafimuja.wordpress.com/2015/01/17/makalah-akhlak-problematika-akhlak-dalam-kehidupan/ pada tanggal 30 September 2017 Pukulu 15:55 WIB




CATATAN KAKI

[1] Mahjuddin, Kuliah Akhlaq Tasawuf, (Jakarta: Kalam Mulia, 1991), h.139-141.
[2] Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta: LPPI, 2007), h. 6-11.
[3] Abuddin Nata, Akhlaq Tasawuf, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2009), h.76.
[4] Mahjuddin, Kuliah…,  h. 76.
[5] Taufik Rahmatullah, 2013. Defenisi, Tujuan dan Dasar Akhlak. diakses melalui : https://taufikrahmatullah.wordpress.com/2013/05/13/definisi-tujuan-dan-dasar-dasar-akhlak/ pada tanggal 30 September 2017 Pukul 15.00 WIB.
[6] Admin. 2014. Fungsi Pendidikan Aqidah Akhlak. diakses melalui http://www.perkuliahan.com/fungsi-pendidikan-aqidah-akhlak/#ixzz2uIqQUju1 pada tanggal 30 Sept 2017 pukul 15.45 WIB
[7]   Imam Suhardi dkk .2003 Pilar Islam bagi Pluralisme Modern.  Jakarta : Tiga Serangkai. hlm.92
[8] Muhammad Asrof Yusuf, 2002. Kaya karena Allah. Jakarta : Kawan Pustaka. hlm. 4
[9] Dr.Djokosantoso Moeljono. 2000.  Lead! Keunggulan Kompetitif. Jakarta: Erlangga. hlm.23
[10] K.H Muhammad Sholikhin.  Menyatu Diri dengan Ilahi. hlm.579
[11] Admin. 2015. Problema Akhlak dalam Kehidupan. diakses melalui : https://annafimuja.wordpress.com/2015/01/17/makalah-akhlak-problematika-akhlak-dalam-kehidupan/ pada tanggal 30 September 2017 Pukulu 15:55 WIB
[12] Admin. 2015. Problema Akhlak dalam Kehidupan. diakses melalui : https://annafimuja.wordpress.com/2015/01/17/makalah-akhlak-problematika-akhlak-dalam-kehidupan/ pada tanggal 30 September 2017 Pukulu 15:55 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar