BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam persoalan
Akhlak, manusia sebagai makhluk berakhlak berkewajiban menunaikan dan menjaga
akhlak yang baik serta menjauhi dan meninggalkan akhlak yang buruk. Akhlak
merupakan dimensi nilai dari Syariat Islam. Kualitas keberagaman justru
ditentukan oleh nilai akhlak. Jika syariat berbicara tentang syarat rukun, sah
atau tidak sah, maka akhlak menekankan pada kualitas dari perbuatan, misalnya
beramal dilihat dari keikhlasannya, shalat dilihat dari kekhusu’annya, berjuang
dilihat dari kesabarannya, haji dari kemabrurannya, ilmu dilihat dari
konsistensinya dengan perbuatan, harta dilihat dari aspek mana dari mana dan
untuk apa, jabatan dilihat dari ukuran apa yang telah diberikan, bukan apa yang
diterima.
Dengan
demikian, dikarenakan akhlak merupakan dimensi nilai dari Syariat Islam, maka
Islam sebagai agama yang bisa dilihat dari berbagai dimensi, sebagai keyakinan,
sebagai ajaran dan sebagai aturan. Agama Islam sebagai aturan atau sebagai
hukum dimaksud untuk mengatur tata kehidupan manusia. Sebagai aturan, agama
atau sebagai hukum dimaksud untuk mengatur tata kehidupan manusia. Sebagai
aturan, agama berisi perintah dan larangan, ada perintah keras (wajib) dan
larangn keras (haram), ada juga perintah anjuran (sunat) dan larangan anjuran
(makruh).
Apalagi pada zaman
sekarang ini, banyak diantara kita kurang memperhatikan masalah akhlak. Disatu
sisi, kita mengutamakan tauhid yang memang merupakan perkara pokok/inti agama
ini, berupaya menelaah dan mempelajarinya, namun disisi lain dalam masalah
akhlak kurang diperhatikan.
Seharusnya,
kita mengerti tauhid sebagai sisi pokok/inti, Islam yang memang seharusnya kita
utamakan, namun tidak berarti mengabaikan perkara penyempurnaannya. Dan akhlak
mempunyai hubungan yang erat, Tauhid merupakan realisasi akhlak seorang hamba
terhadap ALLAH, dan ini merupakan pokok inti akhlak seorang hamba. Seorang yang
bertauhid dan baik akhlaknya, berarti ia adalah sebaik-baik manusia. Semakin
sempurna tauhid seseorang, maka semakin baik akhlaknya, dan sebaliknya bila
seseorang memiliki akhlak yang buruk berarti lemah tauhidnya.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana Pentingnya akhlak dalam kehidupan?
2.
Apa Orientasi akhlak dalam kehidupan?
3.
Apa fungsi akhlak dalam kehidupan?
4.
Apa problema akhlak dalam kehidupan modern?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui pentingnya akhlak dalam kehidupan?
2.
Untuk mengetahui orientasi akhlak dalam kehidupan?
3.
Untuk mengetahui fungsi akhlak dalam kehidupan?
4.
Untuk mengetahui problema akhlak dalam kehidupan modern?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pentingnya Akhlak Dalam Kehidupan
Dalam
keseluruhan ajaran Islam, Akhlaq menempati kedudukan yang istimewa dan sangat
penting. Ajaran akhlaq dalam Islam sesuai dengan fitrah manusia. Manusia akan
mendapatkan kebahagiaan yang hakiki, bukan semu bila mengikuti nilai- nilai
kebaikan yang diajarkan oleh Al-Qur’an dan sunnah, dua sumber akhlaq dalam
Islam. Akhlaq Islam benar- benar memelihara eksistensi manusia sebagai makhluk
terhormat, sesuai dengan fitrahnya itu.
Ajaran akhlaq
menemukan bentuknya yang sempurna pada agama Islam dengan titik pangkalnya pada
Tuhan dan akal manusia. Agama Islam pada intinya mengajak manuusia agar percaya
kepada Tuhan dan mengakuinya bahwa Dialah Pencipta, Pemilik, Pemelihara,
Pelindung, Pemberi Rahmat, Pengasih dan Penyayang terhadap segala makhlukNya.
Segala apa yang ada di dunia ini, dari gejala-gejala yang bermacam-macam dan
segala makhluk yang beraneka warna, dari biji dan binatang yang melata di bumi
sampai kepada langit yang berlapis semuanya milik Tuhan, dan diatur oleh-Nya.
Selain, itu
agama Islam juga mengandung jalan hidup manusia yang paling sempurna dan memuat
ajaran yang menuntun umat kepada kebahagiaan dan kesejahtraan. Semua ini
terkandung dalam ajaran Al-Qur’an yang diturunkan Allah dan ajaran sunnah yang
didatangkan dari Nabi Muhammad SAW.
Beriman kepada
Allah dan beribadah kepada-Nya merupakan hubungan antara manusia dengan
Allah. Maka akhlaq pertama kali berkaitan dengan hubungan mu’amalah manusia
dengan manusia lain, baik secara perseorangan ataupun secara perkelompok.
Tetapi perlu diingat bahwa akhlaq tidak terbatas pada hubungan manusia dengan
manusia lain, tetapi lebih dari itu, juga mengatur hubungan manusia dengan
segala yang terdapat dalam wujud dan kehidupan ini, maka lebih dari itu mengatur
hubungan antara manusia dengan Allah.
Untuk
mengetahui kedudukan akhlaq dalam Islam, maka perlu diuraikan bahwa ada tiga
macam sendi Islam, yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya
sehingga kualitas seorang muslim selalu dapat diukur dengan pelaksanaannya
terhadap ketiga macam sendi tersebut, yang mencakup:
a.
Masalah Aqidah; yang meliputi keenam macam rukun Iman, dengan
kewajiban beriman kepada Allah, Malaikat-MalaikatNya, hari akhiratNya dan Qadar
baik dan buruk yang telah ditentukanNya.
b.
Masalah syari’ah yang meliputi pengabdian hamba terhadap
TuhanNya,yang dapat dilihat pada rukun Islam yang lima. Dan mua’amalah juga
termasuk masalah syari’ah.
c.
Masalah Ihsan; yang meliputi hubungan baik terhadap seluruh Allah
SWT terhadap sesama manusia serta terhadap seluruh makhluk di dunia ini.
Dari sinilah
kita mengetahui kedudukan akhlaq dalam Islam, yang merupakan sendi yang ketiga
dengan fungsi yang selalu mewarnai sikap dan perilaku manusia dalam
memanifestasikan keimanannya, ibadahnya serta mu’amalahnya terhadap sesama
manusia.
Akhlaq sebagai
salah satu ajaran inti dalam Islam mendapat perhatian sangat besar. Akhlaq
merupakan sisi yang mempengaruhi penilaian seorang di mata Allah. Masyarakat
Islam tidak boleh rusak tatanannya, sebagaimana halnya umat-umat terdahulu,
maka Rasulullah SAW diutus untuk menyempurnakan akhlaq mulia, sebagai
suatu ajaran dalam Islam yang bermaksud untuk memperbaiki kepribadian manusia.
Akhlaq mulia selalu melengkapi sendi keimanan untuk menuju kepada kesempurnaan
kepribadian manusia.[1]
Akhaq mempunyai
kedudukan yang paling penting dan istimewa dalam agama Islam. Hal ini dapat
dilihat dari penjelasan berikut ini:
a.
Rasulullah SAW menempatkan penyempurnaan akhlaq yang mulia sebagai
misi pokok risalah Islam.
b.
Akhlaq merupakan salah satu ajaran pokok agama Islam.
c.
Akhlaq yang baik akan memberatkan timbangan kebaikan seseorang
nanti pada hari kiamat.
d.
Rasulullah SAW menjadikan baik burukny akhlaq seseorang sebagai
ukuran kualitas imannya.
e.
Islam menjadikan akhlaq yang baik sebagai bukti dan buah dari
ibadah kepada Allah SWT.
f.
Nabi Muhammad SAW selalu berdo’a agar Allah SWT membaikkan Akhlaq
beliau.
g.
Di dalam Al-Qur’an banyak terdapat ayat-ayat yang berhubungan
dengan akhlaq.[2]
Perhatian
ajaran Islam terhadap pembinaan akhlaq ini lebih lanjut dapat dilihat dari
kandungan Al-Qur’an yang banyak sekali berkaitan dengan perintah untuk
melakukan kebaikan, berbuat adil, menyuruh berbuat baik dan mencegah melakukan
kejahatan dan kemungkaran. Perintah tersebut sasarannya antara lain agar yang
melakukannya memiliki akhlaq yang mulia.
Selanjutnya
perhatian Islam terhadap pembinaan akhlaq dapat pula dijumpai dari perhatian
Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana terlihat dalam ucapan dan perbuatannya yang
mengandung akhlaq. Di dalam haditsnya misalnya ditemukan pernyataan bahwa
beliau diutus ke muka bumi ini untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia. Orang
yang paling berat timbangan amal baiknya di akhirat adalah orang yang paling
mulia akhlaqnya. Orang yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling
baik akhlaqnya.[3]
Umat Islam yang
dipersiapkan untuk benar-benar menjadi”ummatan wasathan”, harus dilengkapi
dengan tuntunan itu berupa ajaran akhlaq mulia, yang diharapkan untuk mewarnai
segala aspek kehidupan manusia. Karena itu, sesungguhnya ilmu komunikasi yang
paling hebat adalah ilmu yang didasarkan atas “Al-Akhlaqul Karimah”, yang
menjadi pegangan bagi umat Islam.[4]
Akhlaq dalam
Islam ialah mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat bagi individu dan kebaikan
bagi masyarakat. Orang Islam dengan petunjuk agamanya , mengikat akhlaq dengan
agama dengan ikatan yang kukuh. Ia memandang akhlaq sebagai bagian yang tidak
dapat terpisah dari agama. Akhlaq yang baik yang menggambarkan kebaikan dalam
tingkah laku dan mu’amalah, sehingga ia menjadi sumber pokok bagi tingkah laku
yang utama dan akhlaq yang mulia dalam Islam.
B.
Orientasi Akhlak Dalam Kehidupan
Sebagai makhluk
sosial manusia yang dalam kehidupan kesehariannya selalu berinteraksi dengan
sesamanya sudah barang tentu membutuhkan sebuah tatacara atau cara
berkomunikasi dengan baik supaya hubungan yang terjalin menjadi hubungan yang
harmonis, tidak merugikan orang lain dan diri sendiri dan inilah tujuan dari
keberadaan akhlaq.
Seperti sempat
disinggung diatas, bahwa manusia merupakan makhluk terbaik ciptaan Allah
SWT—terdapat dalam surah At-Tin, tentunya ia memiliki ciri khas tertentu yang
kemudian akan membedakannya dengan makhluk lain yang Allah ciptakan. Manusia
sangat khas dengan akal yang dimilikinya—sampai rosulullah pernah
bersabda”sesungguhya seluruh kebaikan itu dapat dikenali dengan akal”, karena
kemudian akal ini akan digunakan oleh manusia sebagai alat timbangan/ penimbang
untuk melakukan sebuah perbuatan. Tujuan inti dari akhlak adalah untuk
membentuk kehidupan yang harmonis antar sesama manusia.[5]
C.
Fungsi Akhlak Dalam Kehidupan
Fungsi
akhlak dalam Islam diantaranya adalah:
1.
Membentuk manusia yang bertaqwa kepada Allah Swt. seperti
yang telah ditegaskan oleh Allah bahwa manusia diciptakan di dunia
hanyalah untuk menyembah kepada-Nya dan menjalankan peraturan-peraturan-Nya.
2.
Membentuk manusia yang suka tolong menolong. Manusia dalam
hidupnya tidak sendirian, akan tetapi hidup bersama-sama(bermasyarakat), dalam
kehidupan itu manusia supaya suka tolong menolongkepada sesamanya.
3.
Membentuk manusia yang jujur, adil dan berani. Akhlak Islam
menganjurkan kepada setiap manusia yang merasa dirinya Islamuntuk berbuat kejujuran
dan memiliki keberanian serta melaksanakan keadilan dalam anti di segala
bidang. Jadi dalam melaksanakan tiga sikap tersebut,tidak boleh dipandang bulu
dengan semboyan berani karena benar.
4.
Membentuk manusia yang saling hormat-menghormati
Akhlak Islam
menganjurkan kepada setiap manusia dalam pergaulan sehari-hari saling
hormat-menghormati. Sehingga tidak akan terjadi olok-olokan dan mencela antara
satudengan yang lain. Dengan demikian adanya pendidikan aqidah akhlak yang baik
akan terbentuklah manusia yang memiliki hormat kepada sesamanya, karena
pendidikan aqidah akhlak mendidik dan mengarahkan kepada keabadian dan
kebenaran.
5.
Membentuk manusia yang tabah dan percaya pada diri sendiri
Manusia dalam
hidupnya pasti mempunyai tujuan dan cita-cita untukmencapainyabanyak rintangan
dan halangan yang menjadi ujian bagi dirinya. Untuk itu akhlak Islam
mengajarkan kepada manusia supaya dalam menempuh jalan hidupnya memiliki
bekal ketaqwaan, kesabaran dan kepercayaan pada din sendiri dan menjauhkan diri
sendiri dan menjauhkan diri pada rasa putus asa.
6.
Membentuk manusia yang sopan santun
Pendidikan
Akhlak memberikan didikan kepada manusia untuk Selalu membiasakan
menjalankan perbuatan-perbuatan yang balk, bertingkah laku yang sopan, berkata
yang baik, dan lemah lembut terhadap siapa saja.[6]
D.
Problema Akhlak Dalam Kehidupan Modern
1.
Problematika Masyarakat Modern
Kehidupan
masyarakat modern identik dengan mendewakan ilmu pengetahuan dan teknologi,
mengesampingkan pemahaman agama. Mereka beranggapan bahwa ilmu pengetahuan dan
teknologi akan mampu meningkatkan taraf kehidupan. Padahal tidak selamanya
seperti yang diharapkan karena kemajuan di bidang teknologi yang berkembang
pada masyarakat modern akan memberikan dua dampak bagi kehidupan manusia, yaitu
dapat memberikan dampak positif dan, pada sisi lain, juga dapat menimbulkan
dampak negatif.
Dampak
positifnya tentu saja akan meningkatkan keragaman budaya yang tersedia melalui
penyediaan informasi yang menyeluruh sehingga memberikan kesempatan untuk
mengembangkan kecakapan kecakapan baru dan dapat memberikan pengetahuan yang
bermanfaat untuk meningkatkan taraf masyarakat.
Adapun dampak
negatif dari kemajuan teknologi pada masyarakat modern,[7]ialah
:
a.
Desintegrasi Ilmu Pengetahuan.
Kehidupan
modern ditandai dengan adanya spesialisasi di bidang ilmu pengetahuan.Masing-masing
ilmu pengetahuan memiliki caranya sendiri dalam memecahkan masalah yang
dihadapi.Keadaan berbagai ilmu pengetahuan yang saling bertolak belakang antara
satu disiplin ilmu atau filsafat dan lainnya terdapat kerenggangan, bahkan tidak tahu-menahu.Hal ini
merupakan pangkal terjadinya kekeringan spiritual.Maka,manusia modern
semakin berada pada garis tepi ,sehingga tidak lagi memiliki etika dan estetika
yang mengacu pada sumber ilahi.
b.
Kepribadian yang Terpecah.
Karena
kehidupan manusia modern dipolakan oleh ilmu pengetahuan yang coraknya kering
nilai-nilai spiritual,maka manusia menjadi pribadi yang terpecah.Kehidupan
manusia modern diatur menurut rumus ilmu eksak dan kering.Akibatnya,hilang
proses kekayaan rohaniyah karena dibiarkannya perluasan ilmu-ilmu positif dan
ilmu social.
Jika proses
keilmuan yang berkembang itu tidak berada dibawah kendali agama,maka proses
kehancuran pribadi manusia akan terus berjalan.
Dengan
berlangsungnya proses tersebut,semua kekuatan yang lebih tinggi untuk
mempertinggi derajat kehidupan manusia menjadi hilang ,sehingga bukan hanya
kehidupan kita yang mengalami kemorosotan,tetapi juga kecerdasan dan moral.
c.
Penyalahgunaan Iptek
Sebagai akibat
dari terlepasnya ilmu pengetahuan dan teknologi dari ikatan spiritual,maka
iptek telah disalahgunakan dengan segala implikasi negatifnya.Kemampuan di
bidang rekayasa genetika diarahkan untuk tujuan jual-beli manusia.Kecanggihan
di bidang teknologi komunikasi dan lainnya telah digunakan untuk menggalang
kekuatan yang menghancurkan moral umat.
d.
Pendangkalan Iman.
Sebagai akibat
lain dari pola pikiran keilmuan,khususnya ilmu-ilmu yang hanya mengetahui
fakta-fakta yang bersifat empiris menyebabkan manusia dangkal imannya.Mereka
tidak tersentuh oleh informasi yang diberikan oleh wahyu,bahkan informasi yang
dibawa oleh wahyu itu menjadi bahan tertawaan dan dianggap sebagai tidak ilmiah
dan kampungan.
e.
Pola Hubungan Materialistik.
Pola hubungan
satu dan lainnya ditentukan oleh seberapa jauh antara satu dan lainnya dapat
memberikan keuntungan yang bersifat material.Demikian pula penghormatan yang
diberikan seseorang atas orang lain banyak diukur oleh sejauh mana orang
tersebut dapat memberikan manfaat secara material.Akibatnya,menempatkan
pertimbangan material di atas pertimbangan akal sehat,hati nurani,kemanusiaan
dan imannya.
f.
Menghalalkan Segala Cara.
Sebagai akibat
lebih jauh dari dangkalnya iman dan pola hidup materialistik[8],maka
manusia dengan mudah dapat menggunakan prinsip menghalalkan segala cara dalam
mencapai suatu tujuan.Jika hal ini terjadi maka terjadilah kerusakan
akhlak dalam segala bidang,baik ekonomi,sosial,politik,dan lain sebagainya.
g.
Stres dan Frustasi.
Kehidupan
modern yang demikian kompetitif[9] menyebabkan
manusia harus menyerahkan seluruh pikiran, tenaga dan kemampuannya. Mereka akan
terus bekerja dan bekerja tanpa mengenal batas dan kepuasan.Apalagi jika usaha
dan proyeknya gagal,maka dengan mudah kehilangan pegangan,karena memang tidak
lagi memiliki pegangan yang kokoh berasal dari Tuhan.Akibatnya jika terkena problem
yang tidak dapat dipecahkan maka akan stress dan frustasi yang jika hal ini
terus-menerus berlanjut akan membuat manusia tersebut menjadi gila.
h.
Kehilangan Harga Diri dan Masa Depan.
Terdapat
sejumlah orang yang terjerumus atau salah memilih jalan kehidupan.Masa mudanya
dihabiskan untuk menuruti hawa nafsunya.Namunpada saat sudah tua
renta,fisiknya sudah tidak berdaya,tenaganya sudah tidak mendukung,dan berbagai
kegiatan sudah tidak bisa dilakukan .Fasilitas dan kemewahan hidup sudah tidak berguna
lagi,karena fisik dan mentalnya sudah tidak memerlukan lagi.Manusia yang
seperti ini merasa kehilangan harga diri dan masa depannya.
Selain
problematika dalam aspek pengembangan intelektual khususnya pengmbangan ilmu
pengetahuan dan taknologi, dalam masyarakat modern mengalami berbagai problem
dalam aspek lainnya, seperti dalam aspek politik, apek pluralisme agama, apek
spiritual, dan aspek etika. Dalam aspek politik, banyak terjadi perabutan
kekuasaan, politik menghalalkan segala cara dan politik kampu menghilangkan
menjadikan manusia lipa akan kehidupan akhirat. Selain itu aspek pluralitas
agama, masyarakat seringkali mencampuru urusan keercayaan agama lain, saling
menganggap agam yang diikuti adalah benar dan yang lainnya adalah salah. Hal
ini menimbulkan perpecahan antar umat beragama. Padahal, pluralitas agama dalam
masyarakat modern adalah sesuatu yang wajar, yang sudah menjadi sunnatullah.
Tidak bisa di
pungkiri adanya pluralitas dalam kehidupan harus disikapi dengan toleran,
jujur, terbuka, bijaksana dan adil. Berkaitan dengan pluralitas agama, konsep
tasawuf memandang bahwa inti ajaran semua agama adalah sama yaitu penyerahan
diri kepada Tuhan pencipta alam seisinya. Sebagaimana dalam ajaran tasawuf
dikenal dengan konsep wihdat al-adyan[10].
Konsep ini memandang bahwa sumber agama adalah satu, hanya berbeda bungkus
luarnya saja.
Dalam aspek
spiritual, masyarakat modern senantiasa terbuai dalam situasi keglamoran,
mendewakan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menjadikan mereka meninggalkan
pemahamn agama, hidup dalam sikap sekuler yang menghapus visi keilahian.
Hilangnya visi dan keilahian tersebut mengakibatkan kehampaan
spiritual dan mengakibatkan manusia jauh dengan Sang Maha Pencipta,
meninggalkan ajaran-ajaran yang dimuat dalam dogma agama.
Akibat dari itu, maka dalam kehidupan masyarakat modern sering
dijumpai banyak orang yang merasa gelisah, tidak percaya diri, strees dan tidak
memiliki pegangan hidup. Kegelisahan hidup mereka sering disebabkan karena
takut kehilangan apa yang dimiliki. Rasa khawatir terhadap masa depan yang
tidak dapat dicapai sesuai dengan harapan,daya saing yang tinggi dalam memenuhi
kebutuhan hidup, dan akibat banyak pelanggaran dosa yang dilakukan.
Dalam aspek
etika, masyarakat moderen mengalami krisis moral yang berkepanjangan.
Masyarakat modern seringkali menampilkan sifat-sifat yang kurang dan tidak
terpuji dan menyimpang dengan norma-norma yang berlaku, baik norma agama, adat
istiadat dan hukum. Bentuk penyimpangan moral tersebut seperti, menurunnya
kualitas moral bangsa yang dicirikan dengan membudayanya praktek KKN (korupsi,
kolusi dan nepotisme), berbagai konflik yang merajalela (antar etnis, agama,
politik, ormas dan lain-lain), meningkatnya kriminalitas diperbagai kalangan,
serta menurunnya etos kerja di berbagai instansi-instansi pemerintahan,
merosotnya nilai-nilai keadilan, spiritual, kemanusiaan dan masih banyak lagi.
Di dalam
beberapa dasawarsa terakhir yang dirasakan penuh dengan krisis, kiranya tujuan
dakwahlah islamiyah ini makin penting dan perlu mendapatkan sorotan khusus
dunia dakwah. Para kritisi barat mengemukakan sekurang-urangnya sekarang ini di
dunia pasca-modern mengalami lima krisis:[11]
a.
Krisis identitas, dimana manusia sudah kehilangan kepribadiannya
dan bentuk dirinya. Dalam hal ini, akan mudah mencari jawabannya dalam dakwah
Islamiyah.
b.
Krisis legalitas, dimana manusia sudah mulai kehilangan penentuan
peraturan untuk diri dan masyarakat. Dakwah islamiyah penuh dengan ajaran
tentang tuntunan hidup itu.
c.
Krisis penetrasi dimana manusia telah banyak kehilangan pengaruh
yang baik untuk diri dan masyarakatnya, penuh dengan polusi fisik maupun
mental. Dakwah Islamiyah datang untuk menjernihkan pikiran manusia dan filter
terhadap tingkah lakunya, melalui persiapan mental yang etis dan bertanggung
jawab.
d.
Krisis partisipasi, dimana manusia telah kehilangan kerjasama,
terlalu individualistis. Dakwah Islamiyah memberikan obat yang manjur.
e.
Krisis distribusi, dimana manusia dihantui oleh tidak adanya
keadilan dan pemerataan income masyarakat. Dakwah Islamiyah
mengajarkan keadilan secara utuh.
Terhadap semua
krisis yang dialami manusia sekarang ini, sudah tentu Dakwah Isalamiyah akan
mengatasinya. Islam adalah agama yangrohmatan lil’alamin. Manusia yang makin
materialis pandangan hidupnya perlu dijinakkan untuk mengenal dirinya dan
menghamba kepada Tuhannya agar tidak merusak alam lingkungannya.
Dari berbagai
macam krisis moral di indonesia, korupsi menempati peringkat pertama.
Sebagaimana hasil survei PERC (Political and Economic Risk Consultacy) yang
berkedudukan di hongkong pada tahun 2002 dan 2006 menjelaskan bahwa peringkat
indonesia dalam skor korupsi adalah tertinggi di Asia dengan nilai
skor 8,16 (dari total skor 10).
Fenomena diatas
merupakan sekilas gambaran umum problematika yang terjadi dalam kehidupan
masyarakat maju dan modern yang terlihat cenderung obsesi keduniannya lebih
mendominasi daripada spiritual dan ukhrawinya. Dengan demikian, manusia
mengalami degradasi moral yang dapat menjatuhkan harkat dan martabatnya. Masyarakat
kehilangan identitas diri, mereka merasa bingung karena proses modernisasi yang
disalahgunakan dapat menimbulkan ketidakberesan di segala bidang aspek
kehidupan manusia, seperti aspek hukum, moral, norma, etika dan tata kehidupan
lainnya.
2.
Dampak dan Peran Akhlak Tasawuf Bagi Masyarakat Modern
Melihat gejala
manusia modern yang penuh dengan problematika dan mengakibatkan kehampaan
spiritual, maka saatnya untuk mencari sebuah solusi untuk melakukan perbaikan
dalam segala aspek kehidupan masyarakat dan di sinilah akhlak tasawuf memiliki
peran yang amat penting. Tasawuf berperan melepaskan kesengsaraan dan kehampaan
spiritual untuk memperoleh keteguhan dalam mencari Tuhan. Karena inti ajaran
tasawuf adalah bertujuan untuk memperoleh hubungan langsung dan disadari dengan
Tuhan, sehingga seseorang merasa di hadirat-Nya dan terlepas dari kegundahan,
kesedihan, dan kegalauan. Adapun ajaran tasawuf yang paling mendasar yang dapat
dijadikan sebuah solusi dalam mengatasi problematika kehidupan masyarakat modrn
yaitu dengan mengadakan instropeksi diri atau dalam bahasa tasawuf dikenal
dengan muhasabah terhadap diri sendiri.
Upaya tersebut
akan melahirkan ketahanan diri serta terhindar dri kemungkinan pelencengan
kepribadian. Hasil dari sikap ini adalah sikap rendah hati, tidak arogan.
Dalam pandangan
tasawuf, penyelesaian dan perbaikan di atas tidak dapat tercapai secara optimal
jika hanya berorientasi untuk mencari kehidupan lahir, karena kehidupan lahir
hanya merupakan gambaran atau akibat dari kehidupan manusia yang digerakkan
oleh tiga kekuatan pokok yang ada pada diri manusia, yaitu : akal, syahwat, dan
nafsu amarah. Oleh sebab itu, untuk dapat menghasilkan secara optimal dalam
membenahi keadaan masyarakat modern, tasawuf mempunyai potensi untuk menawarkan
kbebasan spiritual, dapat memberikan jawaban-jawaban terhadap kebutuhan
spiritual, mempersenjatai diri manusia dengan nilai nilai rohaniah yang akan
membentengi diri saat menghadapi problem kehidupan yang serba materialistik dan
berusaha merealisasikan keseimbangan jiwa ssehingga timbul kemampuan menghadapi
problem-problem yang ada, mengajak mnusia mengenal dirinya sendiri dan akhirnya
tasawuf mengajak mengnal Tuhannya melelui ajaran ajarannya yang mampu
memberikan solusi bagi manusia untuk menghadapi krisis krisis dunia.
Ajaran ajaran
tersebut perlu dijadikan landasan dalam seluruh aspek kehidupan seperti ilmu
pengetahuan, teknologi, ekonomi, sosial, politik, kebudayaan, dan lain
sebagainya. Usaha perbaikan tersebut dapat ditempuh melalui tiga tahapan yang
terkandung dalam ajaran tasawuf, yaitu takhalli, tahalli, dan tajalli yang
diyakini mampu memberikan solusi untuk memprbaiki kondisi masyarakat modern
yang sedang mengalami kerusakan moral dan kehampaan nilai nilai spiritual
disebabkan karena meninggalkan ajaran agama.
Pertama,
takhalli. Tahapan ini adalah langkah awal yang harus ditempuh oleh seorang
hamba dalam rangka mengosongkan diri dari sikap ketergantungan terhadap
kelezatan hidup dunia. Hal ini dicapai dengan jalan menjauhkan diri dari
kemaksiatan dalam segala bentuknya dan berusaha melenyapkan dorongan hawa
nafsu. Langkah awal ini merupakan tahapan seorang hamba menuju pda kesempurnaan
kepribadian yang dilengkapi sikap terbuka. Maksudnya, seorang hamba yang
bersangkutan menyadari betapa burukny sifat sifat yang ada pada dirinya,
menyadari bahwa masih banyak kepribadian dan sikap yang harus diperbaiki.
Kedua, tahalli,
yakni tahapan pengisian jiwa yang telah dikosongkan pada tahapan pertama,
menghiasu diri dengan jalan membiasakan diri untuk bersikap terpuji, brusaha
dalam setiap nafas, gerak dan langkahnya berjalan sesuai dengan syariat yang
diajarkan agama. Dalam tahapan ini, seorang hamba berusaha melewati maqam maqam
yang mapu mengantarkan pada tahapan ketiga, yaitu tahapan terbukanya nur gaib
(nur ilahi) dalam hati seorang hamba.
Ketiga adalah
tajalli. Dalam tahapan ini seorang hamba berada dalam keadaan tma’ninah, mampu
membedakan antara bathil dengan haqq dan mencapai tahapan tertinggi dalam
pencapaian ma’rifatullah.
Maqamat yang
dilalui oleh seorang hamba dalam rangka menuju tajalli juga mampu memberikan
sebuah solusi dalam mengatasi problematika masyarakat modern. Seperti halnya,
bahwa sifat materialistik dan hedonistik yang mewarnai kehidupan moern dapat
diahapus dengan menerapkan konsep zuhud yang terkandung dalam ajaran
tasawuf. Konsep zuhud mengajarkan manusia untuk tidak terbuai dengan kesenangan
dunia, tidak menuruti amarh, hawa nafsu, dan kesenangan belaka, sehingga
meninggalkan dari mengingat Allah yang mengakibatkan manusia terjerumus ke jurang
kenistaan. Sikap frustasi yang dihilangkan dengan konsep sabar, tawakal, dan
ridha. Demikian juga ajaran Uzlah, yaitu usaha mngasingkan diri dari
terperangkap tipu daya keduniaan, dapat pula digunakan untuk membekali
kehidupan manusia moderngar tidak menjadi budak yang tertangkap dalam
kesengngan dunia belaka, tidak tahu lagi mana yang haqq(benar dan baik)dan yang
bathil(keliru,sesat,salah). Konsep ini berusaha membesaskan manusia dari
pernhkap perangkap kehidupan yang memprbudaknya. Bukan berarti konsep ini
mengajarkan manusia untuk ber-Uzlah dan ber-tapabrata dalam masjid atau goa.
Akan tetapi, konsep ini mengajarkan pada kita untuk tatap berkiprah dalam
masyarakat dan aktif serta tetap beraktifitas di berbagai aspek kehidupan
sesuai dengan nilai nilai ketuhanan dan bukan sebaliknya, larut dalam pengaruh
keduniaan dan kemewahan.
Beberapa ajaran
tasawuf tampaknya dapat memberikan sumbangan positif yang dapat diamalkan dalam
kehidupan masyarakat modern dan dapt digunakan sebagai solusi masyarakat,
sebagai benteng spiritual dalam menghadapi berbagai problematikan modern. Untuk
itu, dalam mengatasi problematika masyarakat modern, tasawuf harus dijadikan
alternatif terpenting. Ajaran tasawuf perlu di aplikasikan dalam seluruh aspek
kehidupan manusia modern, aspek ekonomi, sosisl, politik, kebudayaan, dan lain
sebagainya. Dengan menerapkan ajaran tasawuf secara proporsional dan menerapkan
prinsip prinsip moral Islam, maka akan terwujud kapribadian manusia utama yang
mampu menjadi warga masyarakat dan bangsa yang baik dan bermanfaat.[12]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Akhlaq
mempunyai kedudukan yang paling penting dan istimewa dalam agama Islam. Hal ini
dapat dilihat dari penjelasan berikut ini:
ü
Rasulullah
Saw. menempatkan penyempurnaan akhlaq yang mulia sebagai misi pokok risalah
Islam.
ü
Akhlaq
merupakan salah satu ajaran pokok agama Islam.
ü
Akhlaq
yang baik akan memberatkan timbangan kebaikan seseorang nanti pada hari kiamat.
ü
Rasulullah
Saw. menjadikan baik buruknya akhlaq seseorang sebagai ukuran kualitas imannya.
ü
Islam
menjadikan akhlaq yang baik sebagai bukti dan buah dari ibadah kepada Allah
Swt.
ü
Nabi
Muhammad SAW selalu berdo’a agar Allah Swt. membaikkan Akhlaq beliau.
ü
Di dalam
Al-Qur’an banyak terdapat ayat-ayat yang berhubungan dengan akhlaq.
2.
Tujuan inti dari akhlak adalah untuk membentuk kehidupan yang
harmonis antar sesama manusia.
3.
Fungsi
Akhlak diantaranya :
ü Membentuk
manusia yang bertaqwa kepada Allah Swt.
ü Membentuk
manusia yang suka tolong menolong.
ü Membentuk
manusia yang jujur, adil dan berani.
ü Membentuk
manusia yang saling hormat-menghormat
ü Membentuk
manusia yang tabah dan percaya pada diri sendiri
ü Membentuk
manusia yang sopan santun
4.
Kehidupan masyarakat modern identik dengan mendewakan ilmu
pengtahuan dan teknologi, mengesampingkan pemahaman agama. Mereka beranggapan
bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi akan mampu meningkatkan taraf kehidupan.
Padahal tidak selamanya seperti yang diharapkan karena kemajuan di bidang
teknologi yang berkembang pada masyarakat modern akan memberikan dua dampak
bagi kehidupan manusia, yaitu dapat memberikan dampak positif dan, pada sisi
lain, juga dapat menimbulkan dampak negatif.
5.
Melihat gejala manusia modern yang penuh dengan problematika dan
mengakibatkan kehampaan spiritual, maka saatnya untuk mencari sebuah solusi
untuk melakukan perbaikan dalam segala aspek kehidupan masyarakat dan di
sinilah akhlak tasawuf memiliki peran yang amat penting. Tasawuf berperan
melepaskan kesengsaraan dan kehampaan spiritual untuk memperoleh keteguhan
dalam mencari Tuhan
B.
Kritik dan Saran
Penulis
menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna, masih banyak terdapat kesalahan
dan kekurangannya, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
dari dosen dan rekan-rekan guna perbaikan makalah ini kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Mahjuddin. Kuliah
Akhlaq Tasawuf, Jakarta: Kalam Mulia, 1991.
Nata, Abuddin. 2006. Akhlak Tasawuf. Jakarta : Rajawali Press
Ilyas, Yunahar. Kuliah Akhlaq, Yogyakarta: LPPI, 2007.
Nata, Abuddin. 2006. Akhlak Tasawuf. Jakarta : Rajawali Press
Ilyas, Yunahar. Kuliah Akhlaq, Yogyakarta: LPPI, 2007.
Sholikhin,
Muhammad. 2010. Menyatu Diri dengan
Ilahi.Yogyakarta : Narasi.
Suhardi, Imam
dkk .2003. Pilar Islam bagi Pluralisme Modern.Jakarta : Tiga Serangkai
Yusuf, Asrof
M.2002. Kaya karena Allah. Jakarta : Kawan Pustaka
Moeljono, Djokosasonto.2000.Lead! Keunggulan Kompetitif. Jakarta: Erlangga
Moeljono, Djokosasonto.2000.Lead! Keunggulan Kompetitif. Jakarta: Erlangga
Taufik
Rahmatullah, 2013. Defenisi, Tujuan dan Dasar Akhlak. diakses melalui :
https://taufikrahmatullah.wordpress.com/2013/05/13/definisi-tujuan-dan-dasar-dasar-akhlak/
pada tanggal 30 September 2017 Pukul 15.00 WIB.
Admin. 2014. Fungsi Pendidikan Aqidah Akhlak.
diakses melalui http://www.perkuliahan.com/fungsi-pendidikan-aqidah-akhlak/#ixzz2uIqQUju1
pada tanggal 30 Sept 2017 pukul 15.45 WIB
Admin. 2015. Problema
Akhlak dalam Kehidupan. diakses melalui :
https://annafimuja.wordpress.com/2015/01/17/makalah-akhlak-problematika-akhlak-dalam-kehidupan/
pada tanggal 30 September 2017 Pukulu 15:55 WIB
CATATAN KAKI
[5] Taufik
Rahmatullah, 2013. Defenisi, Tujuan dan Dasar Akhlak. diakses melalui :
https://taufikrahmatullah.wordpress.com/2013/05/13/definisi-tujuan-dan-dasar-dasar-akhlak/
pada tanggal 30 September 2017 Pukul 15.00 WIB.
[6] Admin. 2014.
Fungsi Pendidikan Aqidah Akhlak. diakses melalui http://www.perkuliahan.com/fungsi-pendidikan-aqidah-akhlak/#ixzz2uIqQUju1
pada tanggal 30 Sept 2017 pukul 15.45 WIB
[11] Admin. 2015. Problema
Akhlak dalam Kehidupan. diakses melalui :
https://annafimuja.wordpress.com/2015/01/17/makalah-akhlak-problematika-akhlak-dalam-kehidupan/
pada tanggal 30 September 2017 Pukulu 15:55 WIB
[12] Admin. 2015. Problema
Akhlak dalam Kehidupan. diakses melalui :
https://annafimuja.wordpress.com/2015/01/17/makalah-akhlak-problematika-akhlak-dalam-kehidupan/
pada tanggal 30 September 2017 Pukulu 15:55 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar