Sabtu, 21 Oktober 2017

MAKALAH TINJAUAN KONSEP TARBIYAH, TA’LIM DAN TA’DIB

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG........................................................................ 2
1.2 RUMUSAN MASALAH................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN TARBIYAH, TA’DIB, TA’LIM............................................. 3
2.3 ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA KONSEP TARBIYAH, TA’LIM DAN              TA’DIB.......................................................................................................... 7
2.4 PRINSIP TARBIYAH, TA’LIM DAN TA’DIB................................................. 8
BAB III PENUTUP
3.1 PENUTUP DAN SARAN...............................................................10





BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang sangat strategis dalam membangun sebuah peradaban, khususnya peradaban yang islami, bahkan ayat pertama diturunkan oleh Allah sangat berhbungan dengan pendidikan. Proses dakwah rasulullahpun dalam menyebarkan islam dan membangun peradaban tidak lepas dari pendidikan Rasul terhadap para sahabat. Dimulai dari sebuah rumah kecil “darul arqam” sampai membentang ke sebran benua. Diawali beberapa sahabat sampai tersebar ke jutaan manusia di penjuru duniaa. Sebuah peroses yang pernah menorehkan sejarah peradaban yang membanggakan bagi umat islam,Madinah Al Munawarah.
      Namun, konsep atau teori pendidikan mengalami sebuah perdebatan hangat bagi para pakar atau ilmuwan. Peran pendidikan yang semakin disadaripentingnya dalam melahirkan sebuah generasi tidaklah cukup tanpa disertai oleh konsep yang benar. Apabila kita menerima teori ilmiah empiris sebagai sebuah paradigma dalam teori pendidikan, maka diadari atau tidak berarti kita telah meninggalkan hal-hal yang bersifat metafisis dlam alqur’an dan sunnah.
      Metode ilmiah dalam membangun sebuah teori harus dapat diamati oleh panca indera.

1.2    Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud dengan Tarbiyah, Ta’dib, dan Ta’lim
2.      Bagaiimana analisis perbandingan antara konsep ta’lim, ta’dib dan darbiyah
3.      Apa saja konsep tarbiyah, ta’lim dan ta’lim

BAB II
PEMBAHASAN

2.1              Pengrtian Tarbiyah, Ta’dib, dan Ta’lim
1.      Tarbiyah
       Jika istilah tarbiyah diambil dari fi’il madhi-nya ( rabbayani) maka ia memiliki arti memproduksi, mengasuh, menanggung, memberi makan, menumbuhkan, mengembangkan, memelihara, membesarkan, dan menjinakkan. Istilah tarbiyah mencakup tiga domain pendidikan, yaitu kognitif (cipta), efektif (rasa) dan psikomotorik (karsa) dan dua aspek pendidikan yaitu jasmani dan rohani.
        Tarbiyah juga dapat diartikan dengan “proses transformasi ilmu pengetahuan dari pendidik (rabbani) kepada peserta didik,agar ia memiiki sikap dan semangat yang tinggi dalam memahami dan menyadari kehidupannya, sehingga terbentuk ketakwaan, budi pekerti, dan kepribadian yang luhur.” Sebagai peroses, tarbiyah menuntut adanya penjenjangan dalam transformasi ilmu pengetarhuan, mulai dari pengetahuan yang dasar menuju pada pengetahuan yang sulit.
          Dalam mu’jam bahasa arab, kata al-tarbiyah memeliki tiga akar kebahasaan, yaitu
a.       Rabba, yarbu, tarbiyah : yang memiliki makna “tambah” (zad) dan “ berkembang” (nama). Pengertian ini juga di dasarkan QS.Ar-rum ayat 39: “dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sis allah. “artinya, pendidikan (tarbiyah) merupakan peroses menumbuhkan dan mengembangkan apa yang ada pada diri peserta didik, baik secara fisik,psikis,sosial, maupun spiritual.
b.      Rabba, yurbi, tarbiyah : yang bermakna “ tumbuh” (nasya’a). Artinya, pendidikan (tarbiyah) merupakan usaha untuk menumbuhkan dan mendewasakan peserta didik, baik secara fisik, psikis, sosial, maupun spiritual.
c.       Rabba, yarubbu, tarbiyah : yang memiliki makna memperbaiki (ashlaha) menguasai urusan, memelihara dan merawat, memperindah, memberi makan, mengasuh, tuan, memiliki, mengatur, dan menjaga kelestarian maupun eksistensinya. Artinya, pendidikan (tarbiyah) merupakan usaha untuk memelihara, mengasuh, merawat, memperbaiki, dan mengatur kehidupan, peserta didik, agar ia dapat survive lebih baik dalah kehidupannya.
          Dalam pengertian tarbiyah ini, terdapat lima kata kunci yang dapat dianalisis:
a.      Menyampaikan (al-tabligh). Pendidik dipandang sebagai usaha menyampaikan, pemindahan, dan trasformasi dari orang yang tahu (pendidik) pada orang yang tidak tahu (peserta didik) dan dari orang dewasa kepada orang yang belum dewasa.
b.      Sesuatu (al-syay). Adalah kebudayaan, baik material maupun nonmaterial (ilmu pengetahuan, seni, estetik, etika, dll) yang harus diketahui dan diinternalisasikan oleh peserta didik.
c.       Sampai batas kesempurnaan (ila kamalihi). Maksudnya adalah bahwa proses pendidikan itu berlangsung terus-menerus anpa henti, sehingga peserta didik memperoleh kesempurnaan baik dalam pembentukan karakter dengan nila-nilai tertentu maupun memiliki kompetensi tertentu dengan ilmu pengetahuan.
d.      Tahap demi tahap (syay fa syay). Maksudnya, transformasi ilmu pengetahuan dan nilai dilakukan dengan berjenjang menurut tingkat kedewasaan peserta didik, baik secara biologis, psikologis, sosial, maupun spiritual.
e.      Sebatas pada kesanggupannya (bi hasbi isti’dadihi). Maksudnya, dalam peroses taransformasi pengetahuan dan nilai itu harus mengetahui tingkat peserta didik, baik dari sisi usia, kondisi fisik, psikis, sosial, ekonomi, dan sebagainya, agar dalam tarbiyah itu ia tidak mengalami kesulitan.
       Mushthafa al-Maraghi membagi aktivitas al-tarbiyah dengan dua macam: (1) tarbiyah khalqiyyah, yaitu pendidikan yang terkait dengan pertumbuhan jasmani manusia, agar dapat dijadikan sebagai sarana dalam pengembangan rohaninya. (2) tarbiyah diniyyah tahdzibiyyah, yaitu pendidikan yang terkait dengan pembinaan dan pengembangan akhlak dan agama manusia, untuk kelestarian rohaninya. Pemetaan dalam pengertian tarbiyah ini menunjukkan bahwa pendidiakn islam tidak sekedar menitikberatkan pada kebutuhan jasmani, tetapi diperlukan juga pengembangan kebutuhan psikis, sosial, etika, dan agama untuk kebahagiaan hidup didunia dan diakhirat. Hal itu mengandung arti bahwa pengembangan kreatifitas peserta didik tidak boleh bertentangan dengan etika ilahiyah yang telah ditetapkan dalam kitab suci.[1]
         Dalam klasifikasi yang berbeda, ismail haqi al-barusawi membagi tarbiyah pada aspek sasarannya: (1) kepada manusia, sebagai makhluk yang memiliki potensi rohani, maka tarbiyah diartikan dengan peroses pemberian nafsu dengan berbagai kenikmatan,pemeliharaan hati nurani dengan berbagai kasih sayang, bimbingan jiwa dengan hukum-hukum syari’ah, pengarahan hati nurani dengan berbagai etika kehidupan, dan penerangan rahasia hati dengan hakikat pelita. (2) kepada alam semesta, yang tidak memiliki potensi rohani, maka tarbiyah diartikan dengan pemeliharaan dan pemenuhan segala yang di butuhkan serta menjaga sebab-sebab yang menjadikan eksistensinya.

2.      Ta’lim
       Sebagian para ahli menerjemahkan istilah ta’lim sebagai pengajaran. Kalimat al-ilm memiliki arti mengajarkan ilmu kepadanya.
        Muhammad Rsyid Ridha mengartikan ta’lim dengan: “ peroses transmisi berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya batasan dan ketentuan tertentu.” Peroses transmisi itu dilakukan secara bertahap sebagaimana Nabi Adam menyaksikan dan menganalisis  asma (nama-nama) yang diajarkan oleh Allah kepadanya.
        Dalam Qs. Al-baqarah ayat 151 disebutkan: “Dan mengajarkannya (yu’allim) kepadamu al-kitab dan al-hikmah (as-sunnah), serta mengajarkan kepada  kamu apa yang belum kamu ketahui.” Ayat ini menunjukkan perintah Allah SWT. Kepada rasul-Nya untuk mengajarkan (ta’lim) al-kitab dan as-sunnah kepada umatnya.
        Menurut M. Nasir Budiman, Ta’lim merupakan suatu peroses yang terus menerus di usahakan manusia semenjak dilahirkan, sebab manusia dilahirkan dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun. Jadi ta’lim digunakan untuk menanamkan sesuatu cara berulang-ulang dan berangsur-angsur sampai membekas didalam diri anak didik, atau menanamkan ilmu dalam artian yang sangat luas.
3.      Ta’dib
Istilah ta’dib berasal dari akar kata addaba yuadibbu ta’diiban yang mempunyai arti antara lain: melatih akhlak yang baik, sopan santun dan tata cara pelaksanaan sesuatu yang baik. Kata adabba yang merupakan asal kata dari ta’dib, juga merupakan persamaan kata (muradif) allama yuallimu ta’liman. Muaddib yaitu seseorang yang melaksanakan kerja ta’dib disebut juga muallim, yang merupakan sebutan orang yang mendidik dan mengajar anak yang sedang tumbuh dan berkembang.
Ta’dib lazimnya diterjemahkan dengan pendidikan sopan santun, tata karma, adab budi pekerti, akhlak, moral, dan etika.
           Ta’dib Berarti pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan kepada manusia tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu didalam tatanan penciptaan, sehingga membimbing ke arah pengenalan kekuatan dan keagungan membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan kekuatan dan pengagungan tuhan. Pengertian ini didasarkan dari hadis Nabi SAW:
tuhanku telah mendidikku, sehingga menjadikan baik pendidikanku”
         Hadis ini memberi asumsi bahwa kopetensi muhammad sebagai seorang rasul dan misi utamanya adalah pembinaan akhlak.
Ta’dib, sebagai upaya dalam pembentukan aadab (tata krama), terbagi atas empat macam (1) ta’dib adab al-haqq, pendidikan tata



krama spiritual dalam kebenaran, yang memerlukan kebenaran, yang didalamnya segala yang ada memiliki kebenaran tersendiri dan yang dengannya segala sesuatu diciptakan. (2) ta’dib adab al-khidmah, pendidikan tata krama spiritual dalam pengabdian. Sebagai seorang hamba, manusia harus mengabdi kepada sang raja (malik) dengan menempuh tata krama yang pantas, (3) ta’dib adab al-syari’a, pendidikan tata krama spiritual dalam syari’ah, yang tata cara nya telah digariskan oleh tuhan melalui wahyu. Segala pemenuhan syari’ah Tuhan akan berimplikasi pada tata krama yang mulia, (4) ta’dib adab al-shuhbah, pendidikan tata krama spiritual dalam persahabatan, berupa saling menghormati dan prilaku mulia di antara manusia.[2]

2.2              Analisis Perbandingan Antara Konsep Ta’lim, Ta’dib, dan Tarbiyah
Istilah Ta’lim, Trabiyah, dan Ta’dib setelah dijelaskan dapatlah diambil suatu analisa.
Dalam ta’lim titik tkannya adalah pada penyampaian ilmu pengetahuan benar, pemahaman, tanggung jawab dan penanaman amanah kepada anak. Oleh karena itu ta’lim disini mencakup aspek-aspek pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan seseorang dalam hidupnya dan pedoman dan perilaku yang baik.
       Sedangkan pada tarbiyah, titik tekannya adalah difokuskan pada bimbingan anak supaya berdaya (punya potensi) dan tumbuh kelengkapan dasarnya serta dapat berkembang secara sempurna. Yaitu pengembangan ilmu dalam dirii manusia dan pemupukan akhlak yakni pengamalan ilmu yang benar dalam mendidik pribadi.
       Adapun ta’dib, titik tekannya adalah pada penguasaan ilmu yang benar dalam diri seseorang agar menghasilkan kemantapan amal dan tingkah laku yang baik.
        Dengan pemaparan ketiga konsep di atas, maka terlihatlah bahwa konsep Ta’lim, Tarbiyah, dan Ta’dib dapat digunakan secara bersama-sama untuk pendidikan islam. Hanya saja peroses ta’lim lebih luas jangkauannya dan lebih umum sifatnya dibandingkan dengan peroses tarbiyah yakni mencakup fase bayi, anak-anak, remaja, orang dewasa. Sedangkan tarbiyah itu khusus pendidikan dan pengajaran fase bayi dan anak-anak. Penonjolan kualitatif pada konsep tarbiyah adalah rahmah (kasih sayang) dan bukannya ilmu (pengetahuan). Sementara dalam peroses ta’dib pengetahuan lebih diutamakan dari pada kasih sayang. Oleh karena itu mua’lim dan mua’ddib adalah orang yang mendidik, mengajar anak-anak yang sedang tumbuh dan berkembang.[3]

2.3              Prinsip Tarbiyah, Ta’lim dan Ta’dib
1.    Ta’lim
a.     Pengamalan ilmu yang benar dalam mendidik pribadi.
b.    Kemauan untuk mengetahui.
c.     Menimba pengetahuan.
d.    Keterampilan yang dibutuhkan.
e.     Mencari pedoman prilaku yang baik.
2.    Ta’dib
a.       Penguasaan ilmu pengetahuan yang benar, pemahaman, pengertian, tanggung jawab dan penanaman amanah kepada anak.
b.      Kemantapan amal dan tingkah laku yang baik.
c.       Pengetahuan (unsur-unsur ilmu).
d.      Instruksi (ta,lim)
e.       Pembinaan yang berpola secara terus menerus (tarbiyah)
3.    Tarbiyah
a.       Bimbingan anak supaya berdaya (punya potensi) dan tumbuh kelengkapan dasarnya serta dapat berkembang secara sempurna.
b.      Memelihara dan mendidik


BAB III
PENUTUP

3.1              KESIMPULAN

      Penggunaan istilah dalam pendidikan berdasarkan Al Qura’an dan As Sunnah yang tepat akan menjadi sangat penting, karena akan memengaruhi konsep pendidikan khusus nya pendidikan dalam pengertian islam. Pengertian pendidikan akan mendasari tujuan, metode sampai pada kurikulum pendidikan itu sendiri.
       Tarbiyah, ta’lim dan ta’dib memiliki erat langsung dengan pendidikan itu sendiri. Proses pengembangan diri dan pengajaran adalah bagian penting dalam pendidikan untuk mencapai tujuan manusia sebagai hamba Allah.

3.2              Saran
    Dalam suatu pendidikan islam peserta didik harus mampu mengembangkan kemampuannya dalam ranah kognitif, efektif dan psikomotorik dan harus adanya keseimbangan antara ketiga rana tersebut, agar terwujudnya sosok pribadi yang bertaqwa dan berakal shaleh dan agar menjalani insan kamil.



CATATAN KAKI 






[1] PROF.DR.ABDUL MUJIB M.AG(Ilmu pendidikan islam;2010)
[2] Muhammad Muntahibun Nafis,M.ag ( Ilmu pendidikan Islam;2011)
[3] http://makalahpascaiain.blogspot.co.id/2015/04/makalah-filsafat-pendidikan-islam.html?m=1

2 komentar: